Jakarta – PT Trinitan Metals and Minerals Tbk (PURE) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Rabu (11/11) di kawasan Bogor, Jawa Barat. Dalam RUPSLB yang digelar dengan mematuhi protokol kesehatan tersebut, terdapat 2 (dua) agenda yang dibahas, yaitu Perubahan Anggaran Dasar Perseroan terkait Penyesuaian Bidang Usaha KBLI tahun 2017, dan Persetujuan Perubahan Penggunaan Dana IPO.
Sebagai informasi, maksud dan tujuan serta kegiatan usaha sebuah Perseroan Terbatas yang tercantum dalam Anggaran Dasar Perseroan Terbatas tersebut wajib disesuaikan dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2017 tersebut, namun demikian bidang usaha dan kegiatan usaha Perseroan sendiri tidak mengalami perubahan. Hal tersebut diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik, serta Pengumuman Bersama Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia tanggal 11 Oktober 2018 mengenai lembaga Online Single Submission (OSS).
Terkait perubahan penggunaan dana IPO, Direktur PT Trinitan Metals and Minerals Tbk (PURE), Widodo Sucipto dalam Keterangan Pers, Rabu (11/11), menerangkan jika sebelumya sebagian dana hasil penawaran umum (IPO) yang diterima oleh Perseroan diproyeksikan untuk membiayai pilot plant Pb Electro-winning dan peningkatan kapasitas produksi lead electrolysis yang akan menghasilkan produk Pure Lead dengan kadar 99,999%. Namun, lanjutnya, pada perkembangannya ternyata Perseroan mengalami kesulitan mendapatkan bahan baku High Antimony (HA) yang diperoleh dari impor, dan sumber bahan baku tersebut pun semakin terbatas.
Sementara itu, kata dia, Perseroan terus melakukan pengembangan yang salah satunya adalah memanfaatkan teknologi Hidrometalurgi Step Temparature Acid Leach (STAL) di Indonesia untuk melakukan proses pemurnian berlapis, sehingga menghasilkan limbah padat yang sangat minim, penggunaan air dan energi yang efektif.
“Teknologi ini juga dapat menjawab permasalahan pemerintah mengenai mining waste management (pengelolaan limbah pertambangan) dan eksplorasi tambang,” ujar Widodo Sucipto.
Pada proses STAL ini, lanjutnya, Perseroan akan melakukan pengolahan Nikel dan Kobalt yang merupakan kekayaan alam yang jumlahnya berlimpah di wilayah Republik Indonesia, tetapi belum dimanfaatkan dan dikelola secara tepat, sehingga belum memberikan manfaat yang maksimal.
“Atas pertimbangan tersebut, maka Perseroan memutuskan untuk mengubah rencana penggunaan dana hasil IPO yang semula direncanakan untuk membiayai pilot plant Pb Electro-winning dan peningkatan kapasitas produksi lead electrolysis (atau proyek Pure Lead 99,999%), menjadi untuk digunakan membiayai proses pengembangan proyek Nikel dan Kobalt dengan menggunakan teknologi STAL.” pungkas Widodo Sucipto. (*)