AKARTA–Di bawah kepemimpinan Direksi dan Dewan Komisaris baru, PURE akan memfokuskan usahanya dalam pengembangan teknologi pengolahan dan pemurnian mineral, pengembangan sumber bahan baku untuk pengolahan Lead (Pb) agar mengurangi impor Lead Bullion, pengelolaan limbah tambang, serta eksplorasi dan produksi hasil tambang, seperti Galena dan Emas.
Demikian diungkapkan Direktur Utama PT Trinitan Metals and Minerals Tbk (PURE), Petrus Tjandra saat menggelar Public Expose Insidentil, di Jakarta, Jumat (18/9/2020) secara virtual.
Selain itu, Petrus Tjandra juga memaparkan perkembangan kegiatan usaha emiten yang bergerak dalam bidang pengembangan tehnologi pemurnian mineral, pengelolaan limbah pertambangan dan eksplorasi tambang.
Terkait dengan suspensi diberikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) terhadap perdagangan saham PURE pada Selasa (15/9) dan Kamis (17/9), Petrus juga menjelaskan bahwa telah terjadi volatilitas yang cukup signifikan sejak penunjukan Direksi dan Dewan Komisaris PURE yang baru.
Menurutnya, dengan adanya Direksi dan Dewan Komisaris baru, rencana yang dimiliki perseroan dan jumlah pemegang saham yang sangat besar, tidak tertutup kemungkinan ada pihak-pihak yang bereaksi secara berlebihan terhadap saham PURE.
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa sejak tahun lalu, PURE fokus pada finalisasi pengembangan teknologi Step Temperature Acid Leach (STAL), yang merupakan inovasi karya anak bangsa dalam pengolahan Nikel dan Kobalt berbasis Hidrometalurgi. Menurutnya, saat ini PURE sudah melakukan pendaftaran hak paten STAL dan dalam proses untuk mendapatkan sertifikat, serta sedang dalam proses validasi oleh Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
“Kami juga berencana membawa entitas anak perusahaan kami, PT Hydrotech Metal Indonesia (HMI) listing/IPO di Kanada, untuk memperluas akses investor global terhadap penerapan STAL Technology. Selain itu, kami juga melihat bahwa sektor teknologi pertambangan di Kanada sangat fokus dan bersaing,” papar dia.
Selain STAL Technology, lanjutnya, PURE juga sedang dalam proses bekerjasama dengan berbagai pihak seperti BATAN, PT TIMAH (Persero) Tbk, BPPT dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu untuk mengembangkan teknologi pemurnian mineral, termasuk Logam Tanah Jarang.
“Alasan kami memilih KEK – Palu, karena dilalui oleh Khatulistiwa dan terletak di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI-2), sehingga memudahkan untuk eksport dengan biaya logistik yang murah dan KEK (Kawasan Ekonomi khusus) merupakan Kawasan Industri yang mendapat begitu banyak kemudahan dan fasilitas insentif dari pemerintah. Dan sudah memiliki banyak fasilitas infrastruktur pendukung industri” pungkasnya.