KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Trinitan Metals and Minerals Tbk ingin fokus pada pengembangan pabrik pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) berbasis hidrometalurgi.
Rencananya, emiten berkode saham PURE tersebut bakal membangun pabrik hidrometalurgi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu, Sulawesi Tengah.
Direktur Utama PURE Petrus Tjandra menyebut, pabrik hidrometalurgi tersebut akan dibangun di lahan seluas 200 hektare (ha). Pabrik ini juga akan memanfaatkan Step Temperatur Acid Leach (STAL) Technology yang merupakan salah satu inovasi dalam aktivitas pengolahan mineral nikel dan kobalt berbasis hidrometalurgi.
Dia tidak menjelaskan secara rinci perihal dana investasi yang dibutuhkan untuk pembangunan pabrik tersebut. Yang terang, mengenai pendanaan, manajemen PURE sudah melobi beberapa perbankan di Indonesia.
“Ada sejumlah perbankan yang bisa danai investasi kami di Palu,” ujar Petrus saat paparan publik virtual, Jumat (18/9).
Pihak PURE berharap pabrik tersebut bisa selesai sekitar bulan Oktober 2021 mendatang. Nantinya, pabrik hidrometalurgi ini bisa menghasilkan produk yang menjadi bahan pembuatan power storage atau penyimpanan energi, termasuk baterai. Sayangnya, Petrus belum bisa membeberkan total kapasitas produksi pabrik tersebut.
Menurutnya, lokasi pabrik yang berada di Palu sangat menguntungkan bagi PURE. Sebab, kawasan tersebut berada di tengah-tengah Indonesia dan dekat dengan pintu masuk menuju negara lain. Alhasil, hal ini akan memudahkan PURE ketika hendak melakukan ekspor produk ke berbagai negara, seperti China, Jepang, atau Korea.
“Lokasi KEK Palu sangat strategis untuk ekspor. Harapannya ini akan memangkas biaya logistik dan produksi kami,” ungkapnya.
Lebih lanjut, manajemen PURE juga memastikan bahan baku berupa bijih nikel kadar rendah yang diolah di pabrik hidrometalurgi tersebut aman. Pasalnya, perusahaan ini sudah bekerja sama dengan Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI). Asosiasi tersebut juga telah menyatakan dukungannya terhadap upaya-upaya PURE dalam mengembangkan produk-produk olahan nikel.
Sekadar catatan, hingga tulisan ini dibuat, PURE belum menyampaikan laporan keuangan semester I-2020. Per kuartal I-2020, penjualan PURE tergerus 38,21% (yoy) menjadi Rp 86,40 miliar. Perusahaan ini juga mengalami rugi tahun berjalan sebesar Rp 6,29 miliar di kuartal satu lalu.
“Kami akan usahakan agar di akhir tahun nanti bottom line kami mencapai angka yang lebih baik,” tandas Petrus.