Jakarta – Direktur Utama PT Trinitan Metals & Minerals Tbk (TMM), Petrus Tjandra mengatakan bahwa transparansi merupakan kunci utama yang harus dimiliki oleh para pelaku industri hilirisasi, untuk mewujudkan tata kelola nikel nasional yang ramah lingkungan. Menurut Petrus, komitmen untuk memprioritaskan aspek lingkungan hidup hanya akan menjadi sekedar wacana saja, bila tidak dibarengi dengan bukti transparan yang dapat dijadikan tolak ukur.
Adapun, TMM melalui PT Hydrotech Metal Indonesia (HMI) selaku entitas anak perusahaannya saat ini tengah menginisiasi Green Plus Program (Green+), yang berfokus kepada aspek lingkungan, sosial dan tata kelola (LST). Green+ akan memastikan bahwa teknologi hidrometalurgi STAL (Step Temperature Acid Leach) telah dilengkapi oleh kontrol digital yang mampu mengeluarkan data gas buang, maupun limbah olahan secara real time dan dapat terhubung dengan pihak berwajib, agar potensi pencemaran lingkungan dapat terdeteksi secara transparan dan lebih dini.
“Kami mencoba mencari solusi agar dapat tercipta transparansi dalam hilirisasi nikel nasional, salah satunya adalah dengan melakukan pengembangan digitalisasi sistem dalam pengoperasian teknologi STAL. Dalam mengembangkan sistem digital tersebut, kami akan bekerja sama dengan FMIPA Universitas Padjadjaran,” ungkap Petrus.
Untuk diketahui, PT Trinitan Metals & Minerals Tbk (TMM) telah menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) “Penyelenggaraan Penelitian, Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat” dengan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Padjadjaran (Unpad), pada Jumat (19/03) secara virtual. Penandatanganan PKS dilakukan oleh Direktur Utama TMM, Petrus Tjandra dan Dekan FMIPA Unpad, Prof. Dr. Iman Rahayu, S.Si., M.Si.
Menurut Petrus Tjandra, kerja sama dengan FMIPA tersebut rencananya akan meliputi pengembangan proses ekstraksi nikel dan kobalt yang memenuhi kriteria lingkungan hidup, pengembangan autonomous process operation berbasis model, pengembangan proses produksi NCM Precursor yang ramah lingkungan, pengembangan sistem manajemen limbah, serta pengembangan baterai untuk e-Bike. Petrus berharap agar nantinya kerja sama ini akan dapat melahirkan sebuah protipe fasilitas pengolahan yang sangat memperhatikan aspek lingkungan, sosial dan tata kelola (LST), sebagai bagian dari upaya TMM dalam mewujudkan tata kelola nikel nasional yang ramah lingkungan.
Sementara itu, Dekan FMIPA Unpad, Prof. Dr. Iman Rahayu mengatakan bahwa Fakultas MIPA Unpad merupakan lembaga pendidikan yang harus melakukan Tri Darma Perguruan Tinggi, yaitu Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat. Di era sekarang ini, lanjutnya, Universitas dalam melakukan Tri Darma Perguruan Tinggi harus bekerjasama dengan berbagai pihak salah satunya adalah pihak industri yang nanti akan menghilirkan produk-produk penelitian yang ada di Fakultas MIPA.
“Di bagian pendidikan, kami akan melakukan team teaching yang melibatkan dosen FMIPA dan praktisi dari TMM, serta akan melakukan workshop bersama-sama. Selain itu, kami juga akan menyediakan kerja sama penelitian, dengan berkolaborasi dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan industri. Terkait dengan pengabdian masyarakat, bersama kami akan mengusung bagaimana industri kita bermanfaat untuk masyarakat Indonesia.” pungkas Prof. Dr. Iman Rahayu. (*)